Bila tak kunyatakan keindahan-Mu dalam kata,
Kusimpan kasih-Mu dalam dada.
Bila kucium harum mawar tanpa cinta-Mu,
Segera saja bagai duri bakarlah aku.
Meskipun aku diam tenang bagai ikan,
Tapi aku gelisah pula bagai ombak dalam lautan Kau yang telah menutup rapat bibirku,
Tariklah misaiku ke dekat-Mu.
Apakah maksud-Mu? Mana kutahu?
Aku hanya tahu bahwa aku siap dalam iringan ini selalu.
Kukunyah lagi mamahan kepedihan mengenangmu,
Bagai unta memahah biak makanannya,
Dan bagai unta yang geram mulutku berbusa.
Meskipun aku tinggal tersembunyi dan tidak bicara,
Di hadirat Kasih aku jelas dan nyata.
Aku bagai benih di bawah tanah,
Aku menanti tanda musim semi.
Hingga tanpa nafasku sendiri aku dapat bernafas wangi,
Dan tanpa kepalaku sendiri aku dapat membelai kepala lagi.
just write some good posts worth bookmarking - © My Smile Just For You...
5 comments
Begitu indah rangkaian kata seorang Jalaludin Rumi yang menggambarkan cintanya terhadap sang pencipta,,,
wilujeng ngeblog
belum sanggup untuk mencerna kata2 yg dirangkai oleh seorang Jalaludin Rumi. Terlalu dalam maknanya, apalagi jika sudah bersangkutpaut dengan masalah Illahi Robbi.
Hatiku masih terlalu dini untuk mencercau sedalam apakah diri-Mu membiasku ke dalam alam tuk lenyapkan nafsu yg terlena di jiwa.
keep posting sob, and thanks dah berbagi. salam blogger^^
bagus . . . . ♥ ♥
masih trs membaca ulang dan memaknai, krn jujur bkn seorang yg puitis :)
Dalam bgt kata-katanya..apalagi kalo hati sdg gundah..Subhaanalloh.
Posting Komentar